Berfikir tentang adanya kejujuran di antara kita, kadang membuat kita merasa jengah sendiri. Apakah memang dengan keterpaksaan ekonomi kita bisa melupakan apa yang dinamakan dengan jujur itu?
Disaat kita sedang membutuhkan uang, dan secara tiba-tiba di depan kita tergeletak dompet yang disaat kita buka didalam nya terdapat segepok uang dengan kartu-kartu baik itu SIM atau KTP pemilik dompet itu. Apa yang langsung akan anda lakukan? Apakah terjadi konflik dua kepentingan di kepala anda?
Ambil gag ya? (kan lagi butuh uang)
Kembalikan aja ah? (kan ini bukan hak kita)
Ambil uang nya saja ah, ntar dompetnya kita buang di dekat rumah yang punya? (yang penting dapat uang, kan cuma dosa separo)
Mungkin ada banyak lagi alasan yang muncul di kepala kita, ada yang negative dan ada yang positif. Dan disini lah kejujuran kita dipertanyakan, di lain sisi kita sangat butuh uang untuk kebutuhan kita dan di sisi yang lain itu adalah barang yang haram, ane anggap haram soalnya ada KTP dan info-info tentang pemilik dompet tersebut kan berarti jelas pemiliknya, beda lagi kalau tidak ada info apa-apa tentang dompet itu dan walau gag ada info apa-apa kita diwajibkan untuk membuat pengumuman kalau ada ditemukan sesuatu tersebut.
Apakah kita siap menodai kejujuran di hati kita dengan alasan kebutuhan ekonomi kita???
0 SatuHariSaja:
Posting Komentar